Perarakan persembahan merupakan tata gerak umat beriman yang berarak mengantar bahan-bahan persembahan menuju altar. Dianjurkan agar umat beriman sendirilah yang mengantar bahan-bahan persembahan itu menuju ke altar. Perarakan persembahan ini ada dua bentuk yakni perarakan yang sederhana dan perarakan yang meriah.
Perarakan persembahan yang sederhana adalah jika hanya putra altar yang membawa atau mengantar bahan persembahan berupa roti dan anggur menuju altar; sedangkan perarakan persembahan yang meriah adalah jika ada beberapa petugas liturgi sebagai wakil dari umat beriman yang secara khusus bertugas mengantar bahan-bahan persembahan menuju altar.
Seluruh proses perarakan persembahan ini mau melambang-kan secara jelas bentuk keterlibatan aktif umat beriman dalam kurban Kristus di altar. Ada pun susunan atau urutan perarakan persembahan dari depan:
- Pembawa roti (dalam sibori) dan anggur (dan air dalam ampul)
- Pembawa hasil-hasil bumi, misalnya buah-buahan, sayuran dlsb.
- Pembawa hasil kolekte
Dalam perarakan persembahan ini, putra altar bila diperlukan dapat menjadi pengiring yang menjemput petugas perarakan persembahan tanpa menggunakan lilin; karena roti dan anggur yang dibawa belum dikonsekrir (diberkati).
Mereka berjalan berdua-dua berarak menuju altar; sementara para putra altar bersiap disamping imam selebran yang telah siap di depan altar untuk menerimanya. Imam selebran atau diakon sendirilah yang langsung menerima bahan-bahan persembahan itu satu per satu dan menyerahkannya kepada putra altar untuk diletakkan pada tempat yang semestinya. Roti dan anggur dibawa ke altar; namun hasil-hasil bumi dan kolekte diletakan di tempat khusus di dekat altar (jangan diletakkan di atas altar). Setelah imam selebran menerima bahan-bahan persembahan, tidak perlu memberikan berkat kepada petugas, karena berkat untuk umat beriman hanya diberikan pada akhir perayaan Ekaristi.