Sharing
Perayaan Ekaristi Hari Minggu Sabtu: 18.00; Minggu: 06.30, 08.30, 17.00
Perayaan Ekaristi Harian Senin - Sabtu: 05.30

“Saya kok heran ya, teman saya lho, di dunia nyata tenang, so cool, kok di medsos vulgar banget! Kok bisa ya?”


Who Am I

Ini salah satu pertanyaan mahasiswa saya yang boleh jadi menjadi pertanyaan banyak orang ketika terjadi perubahan dan perbedaan sikap antara dunia nyata dan dunia cyber (maya). Seseorang yang pendiam dalam kehidupan sehari-hari, bisa-bisa di media sosial menjadi banyak omong, suka ngoceh. Lain lagi dengan kasus ini, ada pula yang tertipu oleh rayuan gombal dari seorang yang memasang foto profil cewek, tetapi ternyata yang menggunakan media sosial itu seorang pria. Jadi ada manipulasi identitas. Beberapa gadis tertipu oleh godaan teman barunya (seorang pria) yang sok alim, tetapi ternyata seorang perampok yang mengambil sekian banyak uang milik gadis itu. Masih banyak lagi pengalaman atau kasus yang dapat kita jumpai terkait perubahan dan perbedaan sikap seseorang di dunia nyata (perjumpaan face to face) dan dunia maya. Mengapa demikian?

Bijak Menggunakan InternetBertepatan dengan tema pembahasan : Revolusi Informasi Teknologi dan Dampaknya, saya mengajak mahasiswa di kelas untuk membuat evaluasi terhadap perkembangan teknologi informasi, khususnya untuk penggunaan internet yang saat ini telah masuk sampai ke wilayah paling privat masyarakat dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan mereka. Berdasarkan hasil temuan, mereka menyebut dua sisi yang menonjol, yakni sisi positif dan sisi negatif dari penggunaan internet.

(sharing iman oleh Handy & Silvia, Bandung)

Family PrayingSaya mengalami keguguran saat usia kandungan ±7 minggu (akhir Januari 2015 dan awal Februari 2015). Saat itu setelah dicek oleh dua dokter, denyut jantung janin tidak terdeteksi lagi. Akhirnya menurut petunjuk dokter sebaiknya janin dikeluarkan saja demi kebaikan dan kesehatan, dan untuk kehamilan selanjutnya. Kami (saya dan suami) telah memberi nama Rafael Hanafi Gandasasmita kepada janin/anak kami tersebut, dan secara khusus telah kami doakan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria.

Yang menjadi point kesaksian kami adalah bahwa sepanjang peristiwa itu, kami sangat diliputi ketakutan dan kekhawatiran, berbagai pikiran jelek dan perasaan tidak menentu bercampur-baur, sementara kondisi kesehatan saya saat itu masih lemah, harus secara periodik dicek dan dikontrol dokter. Untuk mengatasi hal tersebut, kami berdoa dengan doa-doa yang kami bisa panjatkan, seperti Doa Rosario Pembebasan, Doa Kerahiman Ilahi, Doa-Doa Pribadi, sementara terus cek dan kontrol ke dokter kandungan. Kami juga melakukan sharing dan mendapat masukan-masukan yang menguatkan dari teman-teman atau saudara-saudara kami yang lebih berpengalaman dalam hal keguguran kandungan.

Beberapa tahun ini, saya membiasakan diri untuk berdoa melalui St. Christopher ketika akan bepergian, terutama kalau naik sepeda motor. Biasanya tidak lupa saya berkata, St. Christopher lindungilah aku, doakanlah aku.

Apakah lalu saya selalu lolos dari kecelakaan, ternyata tidak juga namun sejauh ini tidak pernah sampai fatal. Setidaknya ada 2 kecelakaan kecil yang apabila saat ini saya merenungkannya bisa tertawa sendiri.

Kejadian I - Ketika Ada yang Berkendara Sambil Tidak Konsentrasi

Peristiwa ini terjadi ketika saya menuju daerah luar kota dan melewati Kebun Binatang Surabaya. Sewaktu saya berhenti di traffic light di depan KBS, tiba-tiba ada sepeda motor yang menabrak dari belakang. Untunglah tidak keras tabrakan itu sehingga tidak fatal akibatnya. Setelah memeriksa kondisi badan serta motor tidak apa-apa, saya menanyakan keadaan bapak yang menabrak. Saking malunya, bapak itu ngeloyor saja dan terlihat bahwa dia berkendaraan sambil bertelepon ria.

St. Gerard MajellaSurabaya, 12 Januari 2014

Kira-kira satu setengah tahun yang lalu, ketika kami sedang mengikuti doa lingkungan, dari sharing saudara-saudara yang hadir saya mengetahui bahwa ada 3 keluarga yang sedang mengharapkan kehadiran bayi. Ditambah dengan staf perempuan yang membantu saya sehari-hari total menjadi 4 bayi.

Malam itu, saya mendoakan mereka pada saat doa umat. Mohon agar ibu yang mengandung bayi-bayi itu diberi kesehatan dan kekuatan serta kelancaran pada saat melahirkan nanti.

Beberapa hari kemudian ketika berkunjung ke kantor teman, saya mampir di gereja Hati Kudus Yesus atau yang biasa disebut dengan Katedral. Seperti biasa, saya melihat-lihat medali dan buku rohani di sana. Ada sekotak medali yang begitu menarik perhatian saya, lalu saya minta ijin kepada penjaga kios untuk melihatnya. Di medali tersebut tertulis St. Gerard, karena tidak terlalu mahal harganya maka saya memutuskan untuk membelinya.