PUMR no. 133 mengatakan, jika Evangeliarium terletak di atas Altar, sekarang imam mengambilnya dan membawanya ke mimbar, dengan sedikit diangkat. Waktu pergi ke mimbar imam didahului oleh misdinar yang dapat membawa pedupaan dan lilin bernyata. Semua yang hadir menghadap ke arah mimbar, dan dengan demikian menunjukkan penghormatan khusus kepada Injil Kristus.
Kita dapat menyimpulkan bahwa tidak tepat jika misdinar membawa lilin sejak bacaan pertama, karena lilin hanya digunakan untuk pembacaan Injil. Lilin pada liturgi sabda seharusnya ada mulai perarakan Injil dari Altar ke ambo; atau bila Injil sudah ada di ambo, langsung misdinar pembawa lilin berada dekat ambo. Hal ini untuk menekankan arti pentingnya Injil dalam liturgi sabda. Pada masa Paskah, jika di sebelah ambo sudah terdapat lilin Paskah, maka misdinar pembawa lilin tidak diperlukan lagi karena fungsi mereka telah digantikan oleh lilin Paskah.
Sumber: Katekese Liturgi 2016 - Keuskupan Surabaya