Minggu, 29 Desember 2013
HARI RAYA KELUARGA KUDUS
Pada waktu kami makan malam bersama; ada papa, mama, istri dan anak-anak saya; seperti biasanya kami saling 'sharing' Tiba giliran papa 'sharing', beliau menceritakan kisah yang berjudul Qi Ling Shan. Saya coba ceritakan ulang cerita ayah saya itu, kira-kira seperti di bawah ini:
Konon di China ada sebuah keluarga yang terdiri dari ayah (si kakek), anak (si ayah) dan cucu. Pada usianya yang sudah lanjut itu si kakek mulai pikun dan sakit-sakitan. Anaknya laki-laki yang tinggal bersamanya (si ayah) merasa bahwa orang tua ini merepotkan dan membuatnya tidak leluasa. Lalu ia berunding dengan anaknya (si cucu) untuk membuang orang tua itu ke gunung yang bernama Qi Ling Shan. Secara harafiah berarti "gunung tempat membuang arwah / jiwa". Karena tidak ingin melawan ayahnya maka sang cucu menyetujui usul tersebut.
Ketika tiba hari yang ditentukan, ayah anak itu mengusung sang kakek menggunakan tandu dan mereka bertiga lalu menuju gunung Qi Ling Shan. Setibanya di atas gunung, mereka mencari tempat yang nyaman dan kemudian meletakkan orang tua pikun dan sakit-sakitan tadi. Merasa sudah selesai, ayah anak itu hendak pulang kembali ke rumahnya; sebelum meinggalkan tempat itu si cucu bertanya pada ayahnya, "Mau diapakan tandu ini? Kita bawa pulang atau kita tinggalkan di sini saja?" Ayahnya lalu menjawab, "Biarkan di sini saja, toh kita sudah tidak memerlukannya lagi." Tiba-tiba sang kakek menjawab, "Bawa pulang saja tandu itu, suatu saat kelak kamu akan membutuhkannya lagi."
Mendengarkan 'sharing' papa ini saya merasakan kekhawatirannya bahwa suatu saat nanti, saya akan mengirim beliau ke panti jompo. Ampuni saya pa, ma kalau sampai saat ini saya masih sering menyusahkan kalian.
"Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya pula,
dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan.
Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya,
dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan ibunya.
Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya,
jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya.
Pun kalau akalnya sudah berkurang hendaklah kaumaafkan,
jangan menistakannya sewaktu engkau masih berdaya.
Kebaikan yang ditunjukkan kepada bapa tidak sampai terlupa,
melainkan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu."
(Sir 3 : 5-6. 12-14)