Oleh: St. Yohanes Maria Vianney
Anak-anakku, kalian mengalami skrupel (= perasaan bersalah) ketika mengabaikan suatu Misa Kudus, sebab kalian telah melakukan dosa berat mengabaikannya karena kesalahan kalian sendiri; tetapi kalian tidak mengalami skrupel ketika mengabaikan suatu pengajaran Sabda Tuhan. Kalian tidak pernah berpikir bahwa dengan cara demikian kalian telah sangat menghina Tuhan. Pada Hari Penghakiman, ketika kalian semua berada di sana bersamaku, Allah yang baik akan berkata kepada kalian, "Jelaskan kepadaKu riwayat tentang segala pengajaran dan katekese yang telah kalian dengar dan yang sebenarnya dapat kalian dengarkan," maka kalian akan berpikir lain.
Anak-anakku, kalian pergi saat pengajaran berlangsung, kalian bersenang-senang dengan tertawa, kalian tidak mendengarkan, kalian pikir diri kalian sendiri terlalu pintar untuk datang mengikuti katekese... apakah kalian pikir anak-anakku, hal-hal demikian dapat dibenarkan? Tidak, tentu saja tidak!
Tuhan menata segala perkara dengan cara yang sangat berbeda. Alangkah menyedihkannya! Kita melihat para bapak dan ibu berada di luar ketika pengajaran katekese berlangsung; padahal merupakan kewajiban merekalah untuk mengajarkannya kepada anak-anak mereka, namun demikian, bagaimana mungkin mereka dapat mengajarkannya? Mereka sendiri tidak memperoleh pengajaran bagi dirinya sendiri... Semuanya ini menghantar kalian langsung menuju neraka... Sungguh sayang sekali! Anak-anakku, aku perhatikan tidak ada saat lain di mana orang cenderung mengantuk dan tertidur daripada saat mereka mendengarkan pengajaran... Kalian akan mengatakan, saya sungguh sangat mengantuk... Jika aku mengambil biola dan menggeseknya, tak seorang pun akan mengantuk, semua orang akan terbangun, semua orang akan terjaga. Anak-anakku, kalian mendengarkan pengajaran apabila kalian menyukai si pengkhotbah, tetapi jika si pengkhotbah tidak sesuai dengan selera kalian, kalian akan memperoloknya... Janganlah kita terpaku pada manusianya, Bukan tubuh yang harus kita perhatikan. Bagaimanapun penampilan seorang imam, ia tetap merupakan alat yang dipakai oleh Allah yang baik untuk menyampaikan SabdaNya yang kudus. Tuangkan cairan ke dalam suatu wadah, entah wadah itu terbuat dari emas atau dari tembaga, jika cairannya baik, maka cairan itu akan tetap baik adanya.
Ada orang-orang yang berkoar-koar di mana-mana, "Para imam hanya mengatakan apa yang mereka suka." Tidak, anak-anakku, para imam tidak mengatakan apa yang mereka suka; mereka mengatakan apa yang ada dalam Injil. Para imam yang ada sebelum kami mengajarkan apa yang sekarang kami ajarkan; dan para imam yang akan ada sesudah kami akan mengajarkan hal yang sama. Jika kami mengatakan, sesuatu yang tidak benar, maka Bapa Uskup akan segera melarang kami menyampaikan khotbah. Kami mengajarkan hanya apa yang telah diajarkan Kristus.
Anak-anakku, aku akan memberi kalian suatu contoh bagaimana jika kalian tidak percaya akan apa yang dikatakan para imam kepada kalian. Adalah dua orang prajurit yang sedang dalam perjalanan melewati suatu tempat di mana seorang imam misionaris sedang menyampaikan pengajaran. Seorang dari mereka mengusulkan kepada temannya untuk pergi dan mendengarkan khotbah yang disampaikan; maka pergilah mereka. Imam misionaris itu berkhotbah tentang neraka. "Percayakah engkau akan segala hal yang dikatakan imam?" tanya seorang yang lebih baik dari temannya. "Oh, tidak!" jawab temannya itu, "Aku yakin semuanya itu omong kosong belaka, dibuat-buat untuk menakut-nakuti orang." "Baiklah, aku sendiri, aku mempercayainya; dan untuk membuktikan kepadamu bahwa aku sungguh percaya, maka aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari ketentaraan dan pergi ke suatu biara." "Pergilah ke mana engkau suka; aku akan melanjutkan perjalananku." Tetapi, sementara ia dalam perjalanan prajurit itu jatuh sakit dan meninggal dunia. Prajurit lainnya, yang telah berada di biara, mendengar kabar kematian temannya dan mulai berdoa agar Tuhan menunjukkan kepadanya dalam keadaan bagaimanakah temannya itu meninggal. Suatu hari, sementara ia sedang berdoa, kawannya itu menampakkan diri kepadanya; ia mengenali temannya itu dan bertanya, "Di manakah engkau sekarang?" "Di neraka; aku telah sesat!" "Oh temanku yang malang! Percayakah engkau sekarang akan apa yang dikatakan imam misionaris?" "Ya, aku percaya. Para misionaris salah hanya dalam satu hal, mereka tidak mengatakan seratus kali lipat yang harus diderita di sini."
Sumber: "Catechism on The Word of God by Saint John Vianney" - www.catholic-forum.com
Media Pengajaran Vacare Deo Edisi Januari - Pebruari / Tahun VII / 2005